Pages

Laporan Praktikum Elektronika : Tanggapan rangkaian integrator dan diferesiator

UNTUK DOWLOAD FILENYA KLIK DISINI


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA I
TANGGAPAN RANGKAIAN INTEGRATOR DAN DIFERENSIATOR TERHADAP GELOMBANG PERSEGI
Tanggal Pengumpulan  : 8 Desember 2016
Tanggal Praktikum  : 1 Desember 2016
Waktu Praktikum    : 11.00 – 13.00 WIB
 



Nama                             : Rizki Fajar Bagaskara
NIM                              : 11150163000006
Kelompok/Kloter          : 4 (Empat)/2 (Dua)
Nama Anggota :
1.      Kharisma nofiana                (11150163000010)
2.      Winna normala                    (11150163000011)
3.      Suryatul fajariah                  (11150163000019)
Kelas                             : Pendidikan Fisika 3A


LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
I.                   JUDUL PRAKTIKUM

TANGGAPAN RANGKAIAN INTEGRATOR DAN DIFERENSIATOR TERHADAP GELOMBANG PERSEGI

II.                TUJUAN PRAKTIKUM
Ø Memahami rangkaian integrator dan diferensiator.
Ø Mempelajari hasil keluaran proses integrator dan diferensiator dengan memberi masukan gelombang persegi
Ø Mengetahui perbedaan LPF dengan HPF
Ø Mengetahui perbedaan antara integrator dan diferensiator.

III.             DASAR TEORI

Riak (ripple) merupakan sesuatu yang tidak diinginkan, karenanya harus diusahakan untuk direduksi sekeci mungkin. Salah sat metode yang biasa digunakan untuk mereduksi amplitude riak keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan muatannya (Sutrisno, 1986).
Integrator adalah sebuah rangkaian yang menyelenggarakan operasi integrasi secara matematik, karenanya dapat menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan integrasi masukkannya. Pemakian yang umum ialah menggunakan tegangan masuk tetap untuk menghasilkan tegangan keluar berbentuk lereng. Sebuah lereng ialah tegangan yang mendaki atau menurun secara linier. Misalkan jika kita menggerakkan 741C dengan undakan tegangan, maka keluarannya dengan laju slew 0,5 volt/detik, berarti tegangan keluarannya berubah sebesar 0,5 volt setiap satu mikrodetik.
Pada Gambar di samping, digambarkan sebuah integrator yang dibangun dengan sebuah Op-Amp, sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. Masukan yang lazim pada sebuah integrator adalah pulsa persegi, dimana Vin diterapkan pada ujung kiri tahanan R, karena adanya ground semu, arus masuk berharga tetap. Sehingga hampir semua arus ini mengalir ke kapasitor, menyebabkan muatan pada kapasitor naik secara linier. Karena adanya pembalik fasa pada Op-Amp, maka tegangan keluamya berbentuk lereng negatif. Pada ujung perioda pulsa tegangan masuk kembali ke nol, arus pengisian kapasitor berhenti. Ini menimbulkan tegangan keluar masih tetap pada tingkat negatif. [1]
Rangkaian integrator banyak digunakan dalam “komputasi sinyal analog” dimana rangkaian ini banyak membantu menyelesaikan persamaan integral. Namun demikian untuk maksud tersebut diperlukan penguat dengan stabilitas DC yang sangat baik, tidak seperti halnya rangkaian penguat pada umumnya dimana perubahan sedikit pada masukan akan diperkuat oleh penguatan lingkar-terbuka. Rangkaian integrator aktif dengan op-amp ini juga berasal dari rangkaian penguat inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor.[2] Contoh rangkaian integrator aktif standart adalah sebagai berikut :
Rangkaian Integrator Aktif,rangkaian integrator op-amp,integrator dengan op-amp,membuat integrator aktif,teori integrator,definisi integrator aktif,bagian integrator,pengertian integrator,fungsi rangakian integrator,rumus rangkaian integrator,output rangkaian integrator,tegangan output integrator

i_{c}=C\frac{dv_{c}}{dt}Karena masukan tak membalik ditanahkan, maka arus i yang lewat R akan terus melewati C, jadi:


Dengan tegangan output rangkaian integrator (Vo) dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut :
v_{o}=\frac{-1}{C}\int idt=\frac{-1}{RC}\int v_{in}dt
Dari persamaan diatas tampak bahwa tegangan keluaran (Vo) merupakan integral dari isyarat masukan. Batas frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
f_{o}=\frac{1}{2\pi R_{1}C_{f}}

Differensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara matematik, dan menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan kemiringan tegangan masuknya. Umumnya deferensiator digunakan untuk mendeteksi tepi mendahului dan tepi ketinggalan dan sebuah pulsa persegi atau menghasilkan keluaran opersegi dan masukan lereng.  
dif
Gambar Differensiator
Gambar diatas menunjukkan sebuah rangkaian deferensiator OpAmp. Perhatikanlah kemiripannya dengan integrator Op-Amp, di mana perbedaannya terletak pada tahanan dan kapasitornya yang saling berpindah tempat. Bila tegangan masuk berubah maka kapasitor diisi atau dikosongkan. Karena adanya ground semu, arus kapasitor mengalir melalui tahanan umpan balik yang menghasilkan tegangan yang setara dengan kemiringan dan tegangan masuk.[3]
Rangkaian differensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian tapis lolos tinggi. Keluaran dari rangkaian ini merupakan differensial dari masukan . fungsinya adalah mengubah sinyal kotak menjadi pulsa paku.
Persamaan keluaran dari rangkaian tersebut, yaitu

di mana  V_{\text{in}}\  dan  V_{\text{out}} \ adalah fungsi dari waktu. Pada dasarnya Differensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar.Differensiator dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.[4]
Filter dalam bidang elektronika adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengambil/melewatkan tegangan output pada frekuensi tertentu yang diinginkan dan untuk melemahkan/membuang ke ground tegangan output pada frekuensi tertentu yang tidak diiginkan. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua kelompok yaitu filter pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat digunakan komponen pasif (R, L, C). Sedangkan untuk membuat filter aktif diperlukan rangkaian (R, L, C dan transistor atau Op-Amp).[5]
IMG_256

Menggunakan Filter Untuk Mengurangi Efek Sinyal Yang Tidak Diinginkan (f2) dan Mempertahankan Sinyal Yang Diinginkan (f1)

Filter frekuensi

Berfungsi melewatkan frekuensi tertentu dan menekan / menghalangi frekuensi yang lain, pada dasarnya ada 2 macam-macam tipe filter :

1.  Filter aktif

Adalah rangkaian filter yang disusun oleh komponen pasif dan aktif atau melibatkan komponen-komponen aktif seperti transistor, ic, dll.
Keuntungan filter aktif :
           Slopenya lebih curam
           Tidak dipengaruhi oleh beban
           Faktor kualitas dapat dinaikan.
Kerugian filter aktif :
           Komponen yang dilibatkan banyak
           Memerlukan catudaya.

2.        Filter pasif

Adalah rangkaian filter yang hanya terdiri dari komponen-komponen pasif seperti resistor, capasitor atau induktor.
Keunggulan filter pasif :
           Tidak memerlukan catu daya
           Komponen pembentuknya sedikit
           Rangkaiannya sederhana.
Kerugian filter pasif :
           Dipengaruhi oleh beban
           Mempunyai slope yang lebih datar.

Pada dasarnya filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan berdasarkan respon frekuensi yang di saring (filter) menjadi 4 kelompok :
a.       LPF (low pass filter)
IMG_256

Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi, dibawah ini merupakan rangkaian dasarnya :
Frekuensi Cut-off :
Nilai resistansi yang dimiliki oleh Capasitor saat dilalui arus AC adalah Reaktansi Capasitif, sehingga bisa dinyatakan bahwa:
IMG_257
Sementara itu, oposisi untuk arus AC yang mengalir di suatu rangkaian disebut Impedansi (Z), dan filter diatas menggunakan rangkaian seri, maka bisa dinyatakan bahwa:
             
IMG_258

Untuk menggantikan persamaan impedansi di atas menjadi persamaan pembagi potensial resitif, maka diperoleh persamaan berikut:
             
IMG_259

b.      HPF (high pass filter)

Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah, berikut rangkaian dasarnya :
High Pass Filter (Pasif)
Frekuensi Cut-off :
Titik kerja frekuensi ini dapat ditemukan dengan menggunakan persamaan yang sama seperti LPF, hanya saja perlu modifikasi pada pergeseran fasa untuk menjelaskan sudut fasa positif, seperti yang ditunjukan di bawah ini:
IMG_257

Gain atau Amplifier Volt (Av) yang diberikan adalah sebagaimana Vout/Vin (magnitude) dan dihitung sebagai:
IMG_258

c.       BPF (band pass filter)

Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tertentu, jadi frekuensi diatas dan dibawah cut off akan dibuang/diredam. Berikut rangkaian dasarnya :

IMG_256

d.      BSF (band stop filter)

Typical Band Stop Filter Configuration

Adalah filter yang berfungsi untuk membuang atau menahan frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi yang lain dilewatkan/diteruskan, berikut ini adalah rangkaian dasarnya :



1.    penggunaan Op-Amp untuk desain Band Stop Filter Aktif memungkinkan untuk bisa menjelaskan teknik penguatan(gain) dasar rangkaian ini.
2.    mempermudah untuk menjelaskan teknik dasar penguatan non-inverting, yaitu:

dengan menambahkan feedback resistor, seperti terlihat pada rangkaian op-amp diatas.
Jika kita memerlukan sebuah Band Stop Filter untuk poin cut-off -3dB, 1kHz, 10kHz dan sebuah stop gain antara -10dB, maka kita dapat merancang dengan mudah LPF dan HPF dengan persyaratan tersebut.[6]
IV.                   ALAT DAN BAHAN
NO.
GAMBAR
ALAT DAN BAHAN
1.

Papan plug-in
2.

Kapasitor
3.

Resistor 1,5 kΩ
4.

Audio Generator
5.

Kumparan 1000 Lilitan
6.

Osiloskop
7.

Saklar


V.                LANGKAH KERJA
Gambar
Langkah kerja
1.

Siapkan alat dan bahan
2.

Susunlah rangkaian Integrator RC seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.

3.

Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.

2. Diferensiator RC

No.
Gambar
Langkah kerja
1.

Siapkan alat dan bahan
2.

Susunlah rangkaian Diferensiator RC seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.

3.

Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.

3.  Integrator RL
No.
Gambar
Langkah kerja
1.

Siapkan alat dan bahan
2.

Susunlah rangkaian Integrator RL seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.

3.

Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.

4.  Diferensiator RL

No.
Gambar
Langkah kerja
1.

Siapkan alat dan bahan
2.

Susunlah rangkaian Diferensiator RL seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.

3.

Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.

VI.             DATA PERCOBAAN
Percobaan 1:Integratoe RC
Keterangan
Gambar
Frekuensi (Hz)
Amplitudo
Time/div (v)
Volt/div (v)
Div V(v)
Div H(v)
Tidak terdistorsi
1.1.jpg
40
6
510-3
1
1,2
4

20% terdistosi
1.2.jpg
80
6
210-3
1
1,2
5

50% terdistosi
1.3.jpg
200
6
110-3
1
1,2
4

100% terdistosi
1.4.jpg
775
6
210-3
0,5
2,2
4,2


Amplitudo ½
kali
1.5.jpg
775
3
210-3
0,5
0,8
4,4


Amplitudo 0,36 kali
1.6.jpg
775
2,16
210-3
0,5
0,6
4,2


Sinyal liniear
1.7.jpg
5000
6
110-4
1
0,6
2


Percobaan 2: Diferensiator RC
Keterangan
gambar

Frekuensi
(Hz)
Amplitudo
Time/div (v)
Volt/div (v)
Div V(v)
Div H(v)
Jarum
2.1.jpg
60
10
510-3
O,1
3,4
3,2

20% lebar pulsa
2.2.jpg
60
10
510-3
1
3,4
3

50% lebar pulsa
2.3.jpg
500
2
510-4
0,2
2,8
3,4

100% lebar pulsa
2.4.jpg
600
2
110-3
0,5
1
1,4

Sisi akhir pulsa 50%
2.5.jpg
3500
6
210-4
0,5
2,6
1

Sisi akhir pulsa 64%
2.6.jpg
5000
6
110-4
1
1,6
1,8

Sinyal persegi
2.7.jpg
30000
6
110-2
1
1,8
1,6

Percobaan 3: Integrator RL
Keterangan
Gambar
Frekuensi (Hz)
Amplitudo
Time/div (v)
Volt/div (v)
Div V(v)
Div H(v)
Tidak terdistosi
80
10
510-3
2
1
2,8

20% terdistosi
350
5
110-3
1
1
2

50% terdistosi
2000
5
210-4
1
1
2,2

100% terdistosi
8000
5
110-4
1
1
1,4

Amplitudo ½ kali

2,5






Percobaan 4:Diferensiator RL
Keterangan
Gambar
Frekuensi (Hz)
Amplitudo
Time/div (v)
Volt/div (v)
Div V(v)
Div H(v)
Jarum
300
8
110-3
1
2,6
3,6

20% lebar pulsa
1100
5
510-4
1
2
2,6

50% lebar pulsa
5500
10
510-5
1
3,4
2

100% lebar pulsa
4500
10
110-4
1
3,4
7,8

Sisi akhir pulsa 50%
80.000
5
110-5
1
1
1,2





VII.          PENGOLAHAN DATA
1)      Integrator Rc
·         Tidak terdistosi
·         20% terdistrosi
·         50% terdistrosi
·         100% terdistrosi
·         Amplitude ½ kali
·         Amplitude 0,36 kali
·         Sinyal linear
2)      Diferensiator Rc
·         Jarum
·         20% lebar pulsa
·         50% lebar pulsa
·         100% lebar pulsa
·         Sisi akhir pulsa 50%
·         Sisi akhir pulsa 64%
·         Sinyal persegi
3)      Integrator RL
·         Tidak terdistrosi
·         20% terdistrosi
·         50% tersistrosi
·         100% terdistrosi
·         Amplitude ½ kali
4)      Diferensiator RL
·         Jarum
·         20% lebar pulsa
·         50% lebar pulsa
·         100% lebar pulsa
·         Sisi akhr pulsa 50%
Table hasil perhitungan
Rangkaian
Fc (Hz)
Keterangan
Periode (s)
Frekuensi pada osiloskop (Hz)
Vpp (Volt)
Integrator RC
106,15
Tidak terdistrosi
50
1,2
20% terdistrosi
125
1,2
50% terdistrosi
250
1,2
100% terdistrosi
119,04
1,1
Amplitude ½ kali
113,63
0,4
Amplitude 0,36 kali
119,04
0,3
Sinyal linier
50000
0,6
Diferensiator RC
106,15
Jarum
62,5
0,34
20% lebar pilsa
66,6
3,4
50% lebar pulsa
588,2
0,56
100% lebar pulsa
714,28
0,5
Sisi akhir pulsa 50%
5000
1,3
Sisi akhir pulsa 64%
5555
1,6
Sinyal persegi
62,5
1,8
Integrator RL
0,238
Tidak terdistro
71,4
2
20% terdistrosi
500
1
50% terdistrosi
2237,7
1
100% terdistrosi
7142,8
1
Amplitude ½ kali



Diferensiator RL
0,238
Jarum
277,7
2,6
20% lebar pulsa
555,5
2
50% lebar pulsa
10000
3,4
100% lebar pulsa
1282,05
3,4
Sisa akhir pulsa
83333,33
1

VIII.       PEMBAHASAN
Perbedaan pada praktikum ini antara integrator dan diferensiator yaitu ketika integrator yang dirubah simpanganya sedangkan pada diferensiator adalah lebar pulsa. Hal ini dikarenakan pada integrator simpangan diperlukan untuk mengetahui bahwa sinyal persegi dapat dirubah menjadi sinyal linear sedangkan apabila pada diferensiator tidak disimpangkan melainkan merubah lebar pulsanya, karena untuk mengetahui bahwa rangkaian diferensiator dapat membuat sinyal persegi melalui perubahan-perubahan lebar sinyal yang tentunya dengan pengaturan frekuensi tertentu.

Rangkaian RC ketika integrator dapat di anggap sebagai LPF (Low Pass Fillter) karena frekuensi yang lewat lebih besar dari frekuensi cut-off. Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off tidak akan dilewatkan. Dan pada data praktikum yang diperoleh frekuensi cutt-off nya 106 Hz. sedangkan pada frekuensi osiloskop melebihi frekuensi cut-off ini berarti rangkaian integrator termasuk LPF dengan frekuensi 125 Hz. Sedangkan ketika rangkaian diferensiator frekuensi yang didapatkan sebesar 0,24 Hz, sedangkan frekuensi yang lewat adalah > 0.24 Hz ini berarti yang dilewatkan adalah frekuensi tinggi ( HPF ).

Ketika rangkaian integrator RC menunjukkan hasil dari perubahan frekuensi semakin besar maka tegangan pada gelombang di osiloskop semakin menurun dan juga periodenya, karena rangkaian ini menerima atau melewatkan frekuensi yang rendah saja dan jika frekuensi diperbesar maka tegangan yang akan didapatkan akan semakin menurun yang menyebabkan waktu yang diperlukan gelombang dari puncak ke puncak semakin cepat, sehingga periodenya mengecil.

Percobaan kedua mengenai diferensiator yang menukar posisi resistor dan kapasitor dari rangkaian integrator. Data yang diperoleh yaitu dengan merubah nilai frekuensi yang ada pada audio generator diperbesar yang menghasilkan tegangan diiperbesar dan periode diperkecil. Karena pada rangkaian ini ketika tegangan output dipasang pada resistor, maka rangkaian akan menerima frekuensi tinggi dan tidak menerima frekuensi rendah.

Percobaan rangkaian integrator RL yang sama seperti rangkaian integrator RC dengan membuat perubahan frekuensi yang menyebabkan tegangan semakin menurun dan periode semakin menurun juga. Sehingga frekuensi pada osiloskop semakin bertambah tetapi pada rangkaian ini frekuensi cut-off bernilai 0.24 Hz. Pada percobaan rangkaian diferensiator RL yang terjadi yaitu tegangan gelombang osiloskop tidak berubah tetapi, menghasilkan periode yang semakin kecil dan frekuensi pada osiloskop juga akan semakin besar. Akan tetapi hal tersebut kurang sesuai dengan teori, yaitu seharusnya yang terjadi adalah teganganya menaik dan periodenya menurun dan hal ketidaksesuaian tersebut diakibatkan oleh kesalahan.

Kesalahan praktikum yang kemungkinan terjadi yaitu kekurang telitian dalam mengukur dan menggunakan alat atau alat yang di gunakan sudah tidak berfungsi dengan baik. Adapun nilai resistansi dari kabel osiloskop yang mempengaruhi nilai frekues\nsi yang dihasilkannya tersebut.



IX.             KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.        Integrator adalah sebuah rangkaian yang menyelenggarakan operasi integrasi secara matematik, karenanya dapat menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan integrasi masukkannya. dan Differensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara matematik, dan menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan kemiringan tegangan masuknya.
2.        Tanggapan dari rangkaian integrator terhadap gelombang persegi memiliki bentuk segitiga yang berupa isyarat keluaran atau outputnya berbentuk segitiga, sedangkan tanggapan dari rangkaian differensiator  bentuk isyarat mirip dengan isyarat masukan, akan tetapi puncaknya miring.
3.        Rangkaian RC ketika dapat di anggap sebagai LPF (Low Pass Fillter) karena frekuensi yang lewat lebih besar dari frekuensi cut-off. Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off tidak akan dilewatkan. Dan rangkaian RL merupakan rangaian HPF (High Pass Fillter) yang merupakan kebalikan darii LPF.
4.        Perbedaan pada praktikum ini antara integrator dan diferensiator yaitu ketika integrator yang dirubah simpanganya sedangkan pada diferensiator adalah lebar pulsa. Hal ini dikarenakan pada integrator simpangan diperlukan untuk mengetahui bahwa sinyal persegi dapat dirubah menjadi sinyal linear sedangkan apabila pada diferensiator tidak disimpangkan melainkan merubah lebar pulsanya.

X.                Kritik dan Saran
1.        Praktikan harus menguasai materi praktikum.
2.        Praktikan harus mengetahui tentang konsep dasar penggunaan IC, Resistor, Project Board, hingga cara merangkainya.
3.        Asisten laboran harus bersedia membimbing dan mengarahkan praktikan.
4.        Berhati-hati saat menggunakan alat-alat praktikum, karena cukup berbahaya.



























DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1.  Bandung : Penerbit ITB.
Ahmad Aminudin. Pengkondisi Sinyal & Anonim. MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier).


Anonim. 2015. Integrator Aktif. http://elektronika-dasar.web.id/integrator-aktif/ (Diakses pada tanggal 6 Desember pukul 15.30 WIB).

Elisa. BAB V Instrumen Penguat. elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50226/645cce8db d58b37ee2a2fd2b680ec327 (Diakses pada tanggal 5 Desember pukul 17.30 WIB).

Wawan. 2014. Macam-macam filter teknik elektronika. http://www.gatewan.com/ 2014/08/mengenal-macam-macam-filter-dalam-teknik-elektronika.html (Diakses pada tanggal 5 Desember pukul 15.00 WIB)

















Tugas Pasca Praktikum
1.      Apa yang terjadi pada rangkaian gelombang persegi jika diintegrasikan dan didiferensiasikan ? Jelaskan !
Jawab :
Sesuai dengan apa yang telah di praktikumkan, bahwa Apabila rangkaian gelombang persegi diintegrasikan maka akan menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang segitiga, karena fungsi dari rangkaian integrator itu sendiri adalah untuk mengubah gelombang persegi menjadi gelombang segitiga. Sedangkan apabila rangkaian gelombang persegi di diferensiasikan maka akan menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang persegi (kotak) dan sinyal masukan berupa jarum.
Gelombang persegi akan menghasilkan keluaran berbentuk segitiga dan sedangkan jika di diferensiasikan akan membentuk output yang mirip dengan masukan akan tetapi puncannya miring.

2.       Mengapa pada praktikum ini menggunakan masukan gelombang persegi ?
Jawab :
Karena Gelombang persegi merupakan tegangan masuknya mempunyai harga DC atau rata - rata sama dengan nol; yang menyebabkan tegangan ofset keluaran diabaikan.[7]
Karena sesuai dengan judul yaitu tanggapan dari rangkaian integrator dan differensiator terhadap gelombang persegi, maka masukan yang dipakai adalah gelombang persegi. Selain itu untuk mengetahui perbedaan sinyal masuk dan sinyal keluaran dari rangkaian integrator dan diferensiator. Selain itu untuk mengetahui perbedaan sinyal keluaran yang dihasilkan dari ragkaian tersebut. Sehingga menggunakan sinyal masukan berupa sinyal segitiga. (https://www.staff.gunadarma.ac.id)

3.      Jelaskan perbedaan gelombang keluaran dari percobaan-percobaan di praktikum ini! sertakan dengan gambar!
Jawab :
Integrator RC
Ket.
Tidak
Terdistorsi
20%
Terdistorsi
50%
Terdistorsi
100%
Terdistorsi
Amplitudo ½ kali
Amplitudo 0,36 kali
Sinyal
Linear






Level
6
6
6
6
3
2,16
6
Frekuensi
40 Hz
80 Hz
200 Hz
775 Hz
775 Hz
775 Hz
5000 Hz


Diferensiator RC

Ket.
Jarum
20%
Lebar pulsa
50%
Lebar pulsa
100%
Lebar pulsa
Sisi akhir pulsa 50%
Sisi akhir pulsa 64%
Sinyal
Persegi

Level
10
10
2
2
6
6
6
Frekuensi
60 Hz
60 Hz
500 Hz
600 Hz
3500 Hz
5000 Hz
30.000 Hz

Integrator RL

Ket.
Tidak
Terdistorsi
20%
Terdistorsi
50%
Terdistorsi
100%
Terdistorsi
Amplitudo ½ kali





Level
10
5
5
5

Frekuensi
80 Hz
350 Hz
2000 Hz
8000 Hz


Diferensiator RL

Ket.
Jarum
20%
Lebar pulsa
50%
Lebar pulsa
100%
Lebar pulsa
Sisi akhir pulsa 50%



Level
8
5
10
10
5
Frekuensi
300 Hz
1100 Hz
5500 Hz
4500 Hz
80000 Hz

4.      Dari setiap percobaan, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara frekuensi  audio generator dengan time/ div
Jawab :















LAMPIRAN




[2] Anonim. 2015. Integrator Aktif. http://elektronika-dasar.web.id/integrator-aktif/

[4] Ahmad Aminudin. Pengkondisi Sinyal & Anonim. MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)
[7] Elisa. BAB V Instrumen Penguat. elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50226/645cce8dbd58b37ee2a2fd2b680ec327

Rizki Fajar

keep do the best but don't feel the best. Ganbatte kudasai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar