ELEKTRONIKA
I
“TANGGAPAN RANGKAIAN INTEGRATOR DAN DIFERENSIATOR TERHADAP
GELOMBANG PERSEGI”
Tanggal
Pengumpulan : 8 Desember 2016
Tanggal Praktikum : 1 Desember 2016
Waktu
Praktikum : 11.00 – 13.00 WIB
Nama : Rizki Fajar Bagaskara
NIM : 11150163000006
Kelompok/Kloter : 4 (Empat)/2 (Dua)
Nama Anggota :
1. Kharisma
nofiana (11150163000010)
2. Winna
normala (11150163000011)
3. Suryatul
fajariah (11150163000019)
Kelas
: Pendidikan
Fisika 3A
LABORATORIUM FISIKA
DASAR
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
I.
JUDUL PRAKTIKUM
“TANGGAPAN RANGKAIAN INTEGRATOR DAN DIFERENSIATOR TERHADAP GELOMBANG
PERSEGI”
II.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Ø
Memahami rangkaian
integrator dan diferensiator.
Ø Mempelajari hasil keluaran proses integrator
dan diferensiator dengan memberi masukan gelombang persegi
Ø Mengetahui perbedaan LPF dengan HPF
Ø Mengetahui perbedaan antara
integrator dan diferensiator.
III.
DASAR TEORI
Riak (ripple) merupakan sesuatu yang tidak
diinginkan, karenanya harus diusahakan untuk direduksi sekeci mungkin. Salah
sat metode yang biasa digunakan untuk mereduksi amplitude riak keluaran dari
sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan muatannya (Sutrisno, 1986).
Integrator adalah sebuah rangkaian yang menyelenggarakan
operasi integrasi secara matematik, karenanya dapat menghasilkan tegangan
keluaran yang sebanding dengan integrasi masukkannya. Pemakian yang umum ialah
menggunakan tegangan masuk tetap untuk menghasilkan tegangan keluar berbentuk
lereng. Sebuah lereng ialah tegangan yang mendaki atau menurun secara linier.
Misalkan jika kita menggerakkan 741C dengan undakan tegangan, maka keluarannya
dengan laju slew 0,5 volt/detik, berarti tegangan keluarannya berubah sebesar
0,5 volt setiap satu mikrodetik.
Pada
Gambar di samping, digambarkan sebuah integrator yang dibangun dengan sebuah
Op-Amp, sebuah tahanan dan sebuah kapasitor. Masukan yang lazim pada sebuah
integrator adalah pulsa persegi, dimana Vin diterapkan pada ujung kiri
tahanan R, karena adanya ground semu, arus masuk berharga tetap.
Sehingga hampir semua arus ini mengalir ke kapasitor, menyebabkan muatan pada
kapasitor naik secara linier. Karena adanya pembalik fasa pada Op-Amp, maka
tegangan keluamya berbentuk lereng negatif. Pada ujung perioda pulsa tegangan
masuk kembali ke nol, arus pengisian kapasitor berhenti. Ini menimbulkan
tegangan keluar masih tetap pada tingkat negatif. [1]
Rangkaian
integrator banyak digunakan dalam “komputasi sinyal analog” dimana rangkaian
ini banyak membantu menyelesaikan persamaan integral. Namun demikian untuk
maksud tersebut diperlukan penguat dengan stabilitas DC yang sangat baik, tidak
seperti halnya rangkaian penguat pada umumnya dimana perubahan sedikit pada
masukan akan diperkuat oleh penguatan lingkar-terbuka. Rangkaian integrator
aktif dengan op-amp ini juga berasal dari rangkaian penguat inverting dengan
tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor.[2]
Contoh rangkaian integrator aktif standart adalah sebagai berikut :
Karena masukan tak membalik
ditanahkan, maka arus i yang lewat R akan terus melewati C, jadi:
Dengan tegangan output rangkaian
integrator (Vo) dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut :
Dari persamaan diatas tampak bahwa
tegangan keluaran (Vo) merupakan integral dari isyarat masukan. Batas frekuensi
yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
Differensiator adalah rangkaian yang
melakukan operasi secara matematik, dan menghasilkan tegangan keluar yang
sebanding dengan kemiringan tegangan masuknya.
Umumnya deferensiator digunakan untuk mendeteksi tepi mendahului dan tepi
ketinggalan dan sebuah pulsa persegi atau menghasilkan keluaran opersegi dan
masukan lereng.
Gambar
Differensiator
Gambar
diatas menunjukkan sebuah
rangkaian deferensiator OpAmp. Perhatikanlah kemiripannya dengan integrator
Op-Amp, di mana perbedaannya terletak pada tahanan dan kapasitornya yang saling
berpindah tempat. Bila tegangan masuk berubah maka kapasitor diisi atau
dikosongkan. Karena adanya ground semu, arus kapasitor mengalir melalui tahanan
umpan balik yang menghasilkan tegangan yang setara dengan kemiringan dan
tegangan masuk.[3]
Rangkaian
differensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian tapis
lolos tinggi. Keluaran dari rangkaian ini merupakan differensial dari masukan .
fungsinya adalah mengubah sinyal kotak menjadi pulsa paku.
Persamaan
keluaran dari rangkaian tersebut, yaitu
di
mana dan adalah fungsi dari
waktu. Pada dasarnya
Differensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti
kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang
mahal dan bentuknya yang besar.Differensiator dapat juga dilihat sebagai tapis
pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.[4]
Filter dalam
bidang elektronika adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk
mengambil/melewatkan tegangan output pada frekuensi tertentu yang diinginkan
dan untuk melemahkan/membuang ke ground tegangan output pada frekuensi tertentu
yang tidak diiginkan. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua kelompok yaitu
filter pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat digunakan
komponen pasif (R, L, C). Sedangkan untuk membuat filter aktif diperlukan
rangkaian (R, L, C dan transistor atau Op-Amp).[5]
Menggunakan Filter Untuk Mengurangi Efek Sinyal Yang Tidak Diinginkan (f2) dan Mempertahankan Sinyal Yang Diinginkan (f1)
Filter frekuensi
Berfungsi melewatkan frekuensi tertentu dan menekan /
menghalangi frekuensi yang lain, pada dasarnya ada 2 macam-macam tipe filter :
1.
Filter aktif
Adalah rangkaian filter yang disusun oleh komponen pasif
dan aktif atau melibatkan komponen-komponen aktif seperti transistor, ic, dll.
Keuntungan filter aktif :
•
Slopenya
lebih curam
•
Tidak
dipengaruhi oleh beban
•
Faktor
kualitas dapat dinaikan.
Kerugian filter aktif :
•
Komponen
yang dilibatkan banyak
•
Memerlukan
catudaya.
2.
Filter pasif
Adalah rangkaian filter yang hanya terdiri dari
komponen-komponen pasif seperti resistor, capasitor atau induktor.
Keunggulan filter pasif :
•
Tidak
memerlukan catu daya
•
Komponen
pembentuknya sedikit
•
Rangkaiannya
sederhana.
Kerugian filter pasif :
•
Dipengaruhi
oleh beban
•
Mempunyai
slope yang lebih datar.
Pada dasarnya
filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan berdasarkan respon
frekuensi yang di saring (filter) menjadi 4 kelompok :
a. LPF (low pass filter)
a. LPF (low pass filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi, dibawah ini merupakan rangkaian dasarnya :
Frekuensi Cut-off :
Nilai resistansi yang dimiliki oleh Capasitor saat dilalui arus AC adalah Reaktansi Capasitif, sehingga bisa dinyatakan bahwa:
Sementara itu, oposisi untuk arus AC yang mengalir di
suatu rangkaian disebut Impedansi (Z), dan filter diatas menggunakan rangkaian
seri, maka bisa dinyatakan bahwa:
Untuk menggantikan persamaan
impedansi di atas menjadi persamaan pembagi potensial resitif, maka diperoleh
persamaan berikut:
b. HPF (high pass filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi
tinggi dan menahan frekuensi rendah, berikut rangkaian dasarnya :
Frekuensi Cut-off :
Titik kerja frekuensi ini dapat ditemukan dengan
menggunakan persamaan yang sama seperti LPF, hanya saja perlu modifikasi pada
pergeseran fasa untuk menjelaskan sudut fasa positif, seperti yang ditunjukan
di bawah ini:
Gain atau Amplifier Volt (Av) yang diberikan adalah sebagaimana Vout/Vin (magnitude) dan dihitung sebagai:
c. BPF (band pass filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi
tertentu, jadi frekuensi diatas dan dibawah cut off akan dibuang/diredam.
Berikut rangkaian dasarnya :
d. BSF (band stop filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk membuang atau menahan frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi yang lain dilewatkan/diteruskan, berikut ini adalah rangkaian dasarnya :
1. penggunaan Op-Amp untuk desain Band Stop
Filter Aktif memungkinkan untuk bisa menjelaskan teknik penguatan(gain) dasar
rangkaian ini.
2. mempermudah untuk menjelaskan teknik dasar penguatan
non-inverting, yaitu:
dengan menambahkan feedback resistor, seperti terlihat pada rangkaian op-amp diatas.
Jika kita memerlukan sebuah Band Stop Filter untuk poin
cut-off -3dB, 1kHz, 10kHz dan sebuah stop gain antara -10dB, maka kita dapat
merancang dengan mudah LPF dan HPF dengan persyaratan tersebut.[6]
IV.
ALAT DAN BAHAN
NO.
|
GAMBAR
|
ALAT DAN BAHAN
|
||||
1.
|
Papan
plug-in
|
|||||
2.
|
Kapasitor
|
|||||
3.
|
Resistor
1,5 kΩ
|
|||||
4.
|
Audio
Generator
|
|||||
5.
|
Kumparan
1000 Lilitan
|
|||||
6.
|
Osiloskop
|
|||||
7.
|
Saklar
|
|||||
V.
LANGKAH KERJA
Gambar
|
Langkah kerja
|
||||
1.
|
Siapkan alat dan bahan
|
||||
2.
|
Susunlah rangkaian Integrator RC seperti pada
gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.
|
||||
3.
|
Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi
gelombang, cari bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel
pengamatan. Lalu catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.
|
No.
|
Gambar
|
Langkah kerja
|
|||
1.
|
Siapkan
alat dan bahan
|
||||
2.
|
Susunlah rangkaian
Diferensiator RC seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1 osiloskop.
|
||||
3.
|
Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari
bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu
catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.
|
3. Integrator RL
No.
|
Gambar
|
Langkah kerja
|
|||
1.
|
Siapkan alat dan
bahan
|
||||
2.
|
Susunlah rangkaian
Integrator RL seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1
osiloskop.
|
||||
3.
|
Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari
bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu
catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.
|
4. Diferensiator RL
No.
|
Gambar
|
Langkah kerja
|
|||
1.
|
Siapkan alat dan
bahan
|
||||
2.
|
Susunlah rangkaian
Diferensiator RL seperti pada gambar dan hubungkan titik A ke terminal channel 1
osiloskop.
|
||||
3.
|
Tutup saklar lalu .ubahlah frekuensi gelombang, cari
bentuk gelombang persegi seperti yang tercantum pada tabel pengamatan. Lalu
catat hasil data yang diperoleh pada tabel pengamatan.
|
VI.
DATA
PERCOBAAN
Percobaan
1:Integratoe RC
Keterangan
|
Gambar
|
Frekuensi
(Hz)
|
Amplitudo
|
Time/div
(v)
|
Volt/div
(v)
|
Div V(v)
|
Div H(v)
|
||
Tidak
terdistorsi
|
40
|
6
|
510-3
|
1
|
1,2
|
4
|
|||
20%
terdistosi
|
80
|
6
|
210-3
|
1
|
1,2
|
5
|
|||
50%
terdistosi
|
200
|
6
|
110-3
|
1
|
1,2
|
4
|
|||
100%
terdistosi
|
775
|
6
|
210-3
|
0,5
|
2,2
|
4,2
|
|||
Amplitudo ½
kali
|
775
|
3
|
210-3
|
0,5
|
0,8
|
4,4
|
|||
Amplitudo
0,36 kali
|
775
|
2,16
|
210-3
|
0,5
|
0,6
|
4,2
|
|||
Sinyal
liniear
|
5000
|
6
|
110-4
|
1
|
0,6
|
2
|
Percobaan 2:
Diferensiator RC
Keterangan
|
gambar
|
Frekuensi
(Hz)
|
Amplitudo
|
Time/div
(v)
|
Volt/div
(v)
|
Div V(v)
|
Div H(v)
|
|
Jarum
|
60
|
10
|
510-3
|
O,1
|
3,4
|
3,2
|
||
20% lebar
pulsa
|
60
|
10
|
510-3
|
1
|
3,4
|
3
|
||
50% lebar
pulsa
|
500
|
2
|
510-4
|
0,2
|
2,8
|
3,4
|
||
100% lebar
pulsa
|
600
|
2
|
110-3
|
0,5
|
1
|
1,4
|
||
Sisi akhir
pulsa 50%
|
3500
|
6
|
210-4
|
0,5
|
2,6
|
1
|
||
Sisi akhir
pulsa 64%
|
5000
|
6
|
110-4
|
1
|
1,6
|
1,8
|
||
Sinyal
persegi
|
30000
|
6
|
110-2
|
1
|
1,8
|
1,6
|
Percobaan 3:
Integrator RL
Keterangan
|
Gambar
|
Frekuensi
(Hz)
|
Amplitudo
|
Time/div
(v)
|
Volt/div
(v)
|
Div V(v)
|
Div H(v)
|
|||||||
Tidak terdistosi
|
80
|
10
|
510-3
|
2
|
1
|
2,8
|
||||||||
20% terdistosi
|
350
|
5
|
110-3
|
1
|
1
|
2
|
||||||||
50%
terdistosi
|
2000
|
5
|
210-4
|
1
|
1
|
2,2
|
||||||||
100%
terdistosi
|
8000
|
5
|
110-4
|
1
|
1
|
1,4
|
||||||||
Amplitudo ½ kali
|
2,5
|
|||||||||||||
Percobaan
4:Diferensiator RL
Keterangan
|
Gambar
|
Frekuensi
(Hz)
|
Amplitudo
|
Time/div
(v)
|
Volt/div
(v)
|
Div V(v)
|
Div H(v)
|
|
Jarum
|
300
|
8
|
110-3
|
1
|
2,6
|
3,6
|
||
20% lebar
pulsa
|
1100
|
5
|
510-4
|
1
|
2
|
2,6
|
||
50% lebar pulsa
|
5500
|
10
|
510-5
|
1
|
3,4
|
2
|
||
100% lebar
pulsa
|
4500
|
10
|
110-4
|
1
|
3,4
|
7,8
|
||
Sisi akhir
pulsa 50%
|
80.000
|
5
|
110-5
|
1
|
1
|
1,2
|
VII.
PENGOLAHAN DATA
1)
Integrator
Rc
·
Tidak
terdistosi
·
20%
terdistrosi
·
50%
terdistrosi
·
100%
terdistrosi
·
Amplitude
½ kali
·
Amplitude
0,36 kali
·
Sinyal
linear
2)
Diferensiator
Rc
·
Jarum
·
20%
lebar pulsa
·
50%
lebar pulsa
·
100%
lebar pulsa
·
Sisi
akhir pulsa 50%
·
Sisi
akhir pulsa 64%
·
Sinyal
persegi
3)
Integrator
RL
·
Tidak
terdistrosi
·
20%
terdistrosi
·
50%
tersistrosi
·
100%
terdistrosi
·
Amplitude
½ kali
4)
Diferensiator
RL
·
Jarum
·
20%
lebar pulsa
·
50%
lebar pulsa
·
100%
lebar pulsa
·
Sisi
akhr pulsa 50%
Table
hasil perhitungan
Rangkaian
|
Fc (Hz)
|
Keterangan
|
Periode
(s)
|
Frekuensi
pada osiloskop (Hz)
|
Vpp (Volt)
|
Integrator
RC
|
106,15
|
Tidak
terdistrosi
|
50
|
1,2
|
|
20%
terdistrosi
|
125
|
1,2
|
|||
50%
terdistrosi
|
250
|
1,2
|
|||
100%
terdistrosi
|
119,04
|
1,1
|
|||
Amplitude ½ kali
|
113,63
|
0,4
|
|||
Amplitude
0,36 kali
|
119,04
|
0,3
|
|||
Sinyal
linier
|
50000
|
0,6
|
|||
Diferensiator
RC
|
106,15
|
Jarum
|
62,5
|
0,34
|
|
20% lebar
pilsa
|
66,6
|
3,4
|
|||
50% lebar
pulsa
|
588,2
|
0,56
|
|||
100% lebar
pulsa
|
714,28
|
0,5
|
|||
Sisi akhir
pulsa 50%
|
5000
|
1,3
|
|||
Sisi akhir
pulsa 64%
|
5555
|
1,6
|
|||
Sinyal
persegi
|
62,5
|
1,8
|
|||
Integrator
RL
|
0,238
|
Tidak
terdistro
|
71,4
|
2
|
|
20%
terdistrosi
|
500
|
1
|
|||
50%
terdistrosi
|
2237,7
|
1
|
|||
100%
terdistrosi
|
7142,8
|
1
|
|||
Amplitude ½ kali
|
|||||
Diferensiator
RL
|
0,238
|
Jarum
|
277,7
|
2,6
|
|
20% lebar
pulsa
|
555,5
|
2
|
|||
50% lebar
pulsa
|
10000
|
3,4
|
|||
100% lebar
pulsa
|
1282,05
|
3,4
|
|||
Sisa akhir
pulsa
|
83333,33
|
1
|
VIII.
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat
diamati bahwa tanggapan dari rangkaian integrator terhadap
gelombang persegi memiliki bentuk segitiga yang berupa isyarat keluaran atau
outputnya berbentuk segitiga, sedangkan tanggapan dari rangkaian differensiator bentuk
isyarat mirip dengan isyarat masukan, akan tetapi puncaknya miring. Hasil
percobaan ini, sesuai dengan teori dari tanggapan rangkaian
integrator dan differensiator.
Perbedaan pada praktikum ini antara integrator dan
diferensiator yaitu ketika integrator yang dirubah simpanganya sedangkan pada
diferensiator adalah lebar pulsa. Hal ini
dikarenakan pada integrator simpangan diperlukan untuk mengetahui bahwa sinyal
persegi dapat dirubah menjadi sinyal linear sedangkan apabila pada
diferensiator tidak disimpangkan melainkan merubah lebar pulsanya, karena untuk mengetahui bahwa rangkaian
diferensiator dapat membuat sinyal persegi melalui perubahan-perubahan lebar
sinyal yang tentunya dengan pengaturan frekuensi tertentu.
Rangkaian RC
ketika integrator dapat di anggap sebagai LPF (Low Pass Fillter) karena
frekuensi yang lewat lebih besar dari frekuensi cut-off. Pada filter LPF yang
ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off tidak akan dilewatkan. Dan pada data praktikum yang diperoleh frekuensi
cutt-off nya 106 Hz. sedangkan pada frekuensi osiloskop melebihi
frekuensi cut-off ini berarti rangkaian integrator termasuk LPF dengan
frekuensi 125 Hz. Sedangkan ketika rangkaian diferensiator frekuensi yang
didapatkan sebesar 0,24 Hz, sedangkan frekuensi yang lewat adalah > 0.24 Hz
ini berarti yang dilewatkan adalah frekuensi tinggi ( HPF ).
Ketika rangkaian integrator RC menunjukkan hasil
dari perubahan frekuensi semakin besar maka tegangan pada gelombang di
osiloskop semakin menurun dan juga periodenya, karena rangkaian ini menerima
atau melewatkan frekuensi yang rendah saja dan jika frekuensi diperbesar maka
tegangan yang akan didapatkan akan semakin menurun yang menyebabkan waktu yang
diperlukan gelombang dari puncak ke puncak semakin cepat, sehingga periodenya
mengecil.
Percobaan kedua mengenai diferensiator yang menukar
posisi resistor dan kapasitor dari rangkaian integrator. Data yang diperoleh
yaitu dengan merubah nilai frekuensi yang ada pada audio generator diperbesar
yang menghasilkan tegangan diiperbesar dan periode diperkecil. Karena pada
rangkaian ini ketika tegangan output dipasang pada resistor, maka rangkaian
akan menerima frekuensi tinggi dan tidak menerima frekuensi rendah.
Percobaan rangkaian integrator RL yang sama seperti
rangkaian integrator RC dengan membuat perubahan frekuensi yang menyebabkan
tegangan semakin menurun dan periode semakin menurun juga. Sehingga frekuensi
pada osiloskop semakin bertambah tetapi pada rangkaian ini frekuensi cut-off
bernilai 0.24 Hz. Pada percobaan rangkaian diferensiator RL yang terjadi yaitu
tegangan gelombang osiloskop tidak berubah tetapi, menghasilkan periode yang
semakin kecil dan frekuensi pada osiloskop juga akan semakin besar. Akan tetapi
hal tersebut kurang sesuai dengan teori, yaitu seharusnya yang terjadi adalah
teganganya menaik dan periodenya menurun dan hal ketidaksesuaian tersebut
diakibatkan oleh kesalahan.
Kesalahan praktikum yang kemungkinan terjadi yaitu
kekurang telitian dalam mengukur dan menggunakan alat atau alat yang di gunakan
sudah tidak berfungsi dengan baik. Adapun nilai resistansi dari kabel osiloskop yang
mempengaruhi nilai frekues\nsi yang dihasilkannya tersebut.
IX.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Integrator adalah
sebuah rangkaian yang menyelenggarakan operasi integrasi secara matematik,
karenanya dapat menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan integrasi
masukkannya. dan Differensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi
secara matematik, dan menghasilkan tegangan keluar yang sebanding dengan
kemiringan tegangan masuknya.
2.
Tanggapan dari rangkaian integrator terhadap gelombang persegi memiliki
bentuk segitiga yang berupa isyarat keluaran atau outputnya berbentuk segitiga,
sedangkan tanggapan dari rangkaian differensiator bentuk isyarat
mirip dengan isyarat masukan, akan tetapi puncaknya miring.
3.
Rangkaian RC ketika
dapat di anggap sebagai LPF (Low Pass Fillter) karena frekuensi yang lewat
lebih besar dari frekuensi cut-off. Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan
frekuensi diatas frekuensi cut-off tidak akan dilewatkan. Dan rangkaian RL
merupakan rangaian HPF (High Pass Fillter) yang merupakan kebalikan darii LPF.
4.
Perbedaan pada
praktikum ini antara integrator dan diferensiator yaitu ketika integrator yang
dirubah simpanganya sedangkan pada diferensiator adalah lebar pulsa. Hal ini
dikarenakan pada integrator simpangan diperlukan untuk mengetahui bahwa sinyal
persegi dapat dirubah menjadi sinyal linear sedangkan apabila pada
diferensiator tidak disimpangkan melainkan merubah lebar pulsanya.
X.
Kritik dan Saran
1.
Praktikan harus menguasai materi
praktikum.
2.
Praktikan harus mengetahui tentang
konsep dasar penggunaan IC, Resistor, Project Board, hingga cara merangkainya.
3.
Asisten laboran harus bersedia
membimbing dan mengarahkan praktikan.
4.
Berhati-hati saat menggunakan
alat-alat praktikum, karena cukup berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1986. Elektronika,
Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB.
Ahmad Aminudin. Pengkondisi Sinyal & Anonim. MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier).
Anonim. 2012.
Filter Pasif. http://elektronika-dasar.web.id/filter-pasif/ (Diakses pada tanggal 6 Desember pukul 15.00 WIB).
Anonim. 2015. Integrator Aktif. http://elektronika-dasar.web.id/integrator-aktif/
(Diakses pada tanggal 6 Desember pukul 15.30 WIB).
Elisa. BAB V Instrumen Penguat. elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50226/645cce8db
d58b37ee2a2fd2b680ec327 (Diakses pada tanggal 5 Desember
pukul 17.30 WIB).
Wawan. 2014. Macam-macam filter teknik elektronika. http://www.gatewan.com/
2014/08/mengenal-macam-macam-filter-dalam-teknik-elektronika.html (Diakses pada tanggal 5 Desember pukul 15.00 WIB)
Tugas Pasca Praktikum
1.
Apa yang
terjadi pada rangkaian gelombang persegi jika diintegrasikan dan
didiferensiasikan ? Jelaskan !
Jawab :
Sesuai dengan apa yang telah di
praktikumkan, bahwa Apabila rangkaian gelombang persegi
diintegrasikan maka akan menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang
segitiga, karena fungsi dari rangkaian integrator itu sendiri adalah untuk
mengubah gelombang persegi menjadi gelombang segitiga. Sedangkan apabila rangkaian
gelombang persegi di diferensiasikan maka akan menghasilkan sinyal keluaran
berupa gelombang persegi (kotak) dan sinyal masukan berupa jarum.
Gelombang persegi akan menghasilkan keluaran
berbentuk segitiga dan sedangkan jika di diferensiasikan akan membentuk output
yang mirip dengan masukan akan tetapi puncannya miring.
2.
Mengapa pada praktikum ini
menggunakan masukan gelombang persegi ?
Jawab :
Karena
Gelombang persegi merupakan tegangan masuknya mempunyai harga DC atau rata -
rata sama dengan nol; yang menyebabkan tegangan ofset keluaran diabaikan.[7]
Karena
sesuai dengan judul yaitu tanggapan dari rangkaian integrator dan
differensiator terhadap gelombang persegi, maka masukan yang dipakai adalah
gelombang persegi. Selain itu untuk mengetahui perbedaan sinyal masuk dan
sinyal keluaran dari rangkaian integrator dan diferensiator. Selain itu untuk
mengetahui perbedaan sinyal keluaran yang dihasilkan dari ragkaian tersebut.
Sehingga menggunakan sinyal masukan berupa sinyal segitiga. (https://www.staff.gunadarma.ac.id)
3. Jelaskan
perbedaan gelombang keluaran dari percobaan-percobaan di praktikum ini!
sertakan dengan gambar!
Jawab :
Integrator RC
Ket.
|
Tidak
Terdistorsi
|
20%
Terdistorsi
|
50%
Terdistorsi
|
100%
Terdistorsi
|
Amplitudo ½ kali
|
Amplitudo 0,36
kali
|
Sinyal
Linear
|
|||||||||||||||||
Level
|
6
|
6
|
6
|
6
|
3
|
2,16
|
6
|
|||||||||||||||||
Frekuensi
|
40 Hz
|
80 Hz
|
200 Hz
|
775 Hz
|
775 Hz
|
775 Hz
|
5000 Hz
|
Diferensiator RC
Ket.
|
Jarum
|
20%
Lebar pulsa
|
50%
Lebar pulsa
|
100%
Lebar pulsa
|
Sisi akhir
pulsa 50%
|
Sisi akhir
pulsa 64%
|
Sinyal
Persegi
|
||
Level
|
10
|
10
|
2
|
2
|
6
|
6
|
6
|
||
Frekuensi
|
60 Hz
|
60 Hz
|
500 Hz
|
600 Hz
|
3500 Hz
|
5000 Hz
|
30.000 Hz
|
Integrator RL
Ket.
|
Tidak
Terdistorsi
|
20%
Terdistorsi
|
50%
Terdistorsi
|
100%
Terdistorsi
|
Amplitudo ½ kali
|
||||||||||||||
Level
|
10
|
5
|
5
|
5
|
|||||||||||||||
Frekuensi
|
80 Hz
|
350 Hz
|
2000 Hz
|
8000 Hz
|
Diferensiator RL
Ket.
|
Jarum
|
20%
Lebar pulsa
|
50%
Lebar pulsa
|
100%
Lebar pulsa
|
Sisi akhir
pulsa 50%
|
||||||||
Level
|
8
|
5
|
10
|
10
|
5
|
||||||||
Frekuensi
|
300 Hz
|
1100 Hz
|
5500 Hz
|
4500 Hz
|
80000 Hz
|
4.
Dari setiap percobaan,
buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara frekuensi audio generator dengan time/ div
Jawab :
LAMPIRAN
[3] Elisa. BAB V
Instrumen Penguat. elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50226/645cce8dbd58b37ee2a2fd2b680ec327
[4]
Ahmad Aminudin. Pengkondisi Sinyal & Anonim. MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)
[6] Wawan. 2014. Macam-macam filter teknik
elektronika.
[7] Elisa.
BAB V Instrumen Penguat. elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50226/645cce8dbd58b37ee2a2fd2b680ec327
Tidak ada komentar:
Posting Komentar