ELEKTRONIKA
I
“ RANGKAIAN
OSILATOR SERI”
Tanggal Pengumpulan : 08 November 2016
Tanggal Praktikum : 03 November 2016
Waktu Praktikum : 11.00-13.00
WIB
Nama : Rizki Fajar Bagaskara
NIM : 111501630xxxxx
Kelompok/Kloter : 3 (Tiga)/2 (Dua)
Nama Anggota :
1. Tia
Rachma Fajariyanti (111501630xxxxx)
2. My
Gempita Fitriyani (1115016300xxxxx)
3. Hani
Fariha (111501630xxxx)
Kelas
: Pendidikan
Fisika 3A
LABORATORIUM FISIKA
DASAR
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
RANGKAIAN OSILATOR SERI
A. TUJUAN
PERCOBAAN
1. Memahami proses terjadinya osilasi yang tersusun dari
komponen pasif.
2. Menggambarkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh osilator
teredam.
3. Memahami hubungan besaran nilai komponen terhadap frekuensi
osilator seri.
4. Memahami konsep dari rangkaian osilator.
5. Mengetahui hubungan kapasitor pada
rangkaian osilator seri.
B. DASAR TEORI
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang
menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan
amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk
Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau
DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh
Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga
menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo konstan.
Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah
“Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga
istilah penting tersebut :
§ Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau waktu
yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya dilambangkan
dengan t dengan satuan detik (second).
§ Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam
suatu getaran.
§ Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan frekuensi
adalah Hertz.[1]
Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang
yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar.[2]
Untuk membuat sebuah osilator sinusoidal, membutuhkan penguat tegangan
umpan balik positif. Gagasannya ialah menggunakan sinyal umpan-balik sebagai
sinyal masuk. Dengan perkataan lain, sebuah osilator adalah sebuah penguat yang
telah diubah dengan umpan-balik positif sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memberikan sinyal masuk. Rangkaian ini hanya mengubah energi DC dan catu daya
menjadi energi AC.[3]
Kita dapat mengelompokkan osilator
berdasarkan metode pengoperasiannya menjadi dua kelompok, yaitu osilator
balikan dan osilator relaksasi.
Masing-masing kelompok memiliki keistimewaan tersendiri.
Pada osilator balikan, sebagian daya
keluaran dikembalikan ke masukan yang miasalnya dengan menggunakan rangkaian
LC. Osilator biasanya dioperasikan pada frekuensi tertentu. Osilator gelombang
sinus biasanya termasuk kelompok osilator ini dengan frekuensi operasi dari
beberapa Hz sampai jutaan Hz. Osilator
balikan banyak digunakan pada rangkaian penerima radio dan TV dan pada
transmiter.
Osilator relaksasi merespon piranti
elektronik dimana akan bekerja pada selang waktu tertentu kemudian mati untuk
periode waktu tertentu. Kondisi pengoperasian ini berulang secara mandiri dan
kontinu. Osilator ini biasanya merespon
proses pemuatan dan pengosongan jaringan RC atau RL. Osilator ini biasanya membangkitkan isyarat gelombang
kotak atau segitiga. Aplikasi osilator ini
diantaranya pada generator penyapu horizontal dan vertikal pada penerima TV. Osilator
relaksasi dapat merespon aplikasi frekuensi-rendah dengan sangat baik.[4]
Osilator Balikan (Feedback Oscillator)
Osilator
Relaksasi
Osilator
ralaksasi utamanya digunakan sebagai pembangkit gelombang sinusosidal.
Gelombang gigi gergaji, gelombang kotak dan variasi bentuk gelombang tak
beraturan termasuk dalam kelas ini. Pada dasarnya pada osilator ini tergantung
pada proses pengosongan-pengisian jaringan kapasitor-resistor. Perubahan
tegangan pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubah konduksi piranti
elektronik. Untuk pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor, UJT
(uni junction transistors) atau IC (integrated circuit). [5]
C.
ALAT DAN BAHAN
- Papan Plug-in
- Catu daya
- Audio Generator
- Kapasitor 1 mikrofarat/35V
- Kumparan 1000 lilitan
- Resistor 47 ohm
- Saklar
- Inti Besi
- Osiloskop
D. LANGKAH KERJA
No
|
Gambar
|
Langkah
Kerja
|
1
|
Menyiapkan papan plug-in, saklar,
catu-daya, kapasitor lμF/35v, resistor 47Ω, kumparan 1000 lilitan dan osiloskop.
|
|
2
|
Dengan keadaan saklar terbuka,
rangkaianlah alat yang digunakan seperti pada gambar.
|
|
3
|
Perhatikan bentuk sinyal yang
terjadi ketika saklar dihidupkan
|
|
4
|
Perhatikan bentuk sinyal yang
terjadi ketika saklar dimatikan.
|
E. DATA PERCOBAAN
Keadaan
|
Div vertical
|
Div horizontal
|
Volt/div
|
Time/div
|
On
|
2
|
2
|
2
|
0,1
|
Off
|
4,8
|
2,4
|
2
|
0,1
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Gelombang yang
dihasilkan pada saat saklar rangkaian osilator dihidupkan
|
Gelombang yang
dihasilkan pada saat saklar rangkaian osilator dimatikan
|
F. PENGOLAHAN DATA
G.
PEMBAHASAN
Pada praktikum osilator
ini sama halnya dengan rangkaian RLC yang menggunakan komponen pasif berupa
Resistor, Induktor, dan Kapasitor. Yang memiliki nilai masing-masing Resistor
47 Ω, Induktor 1000 lilitan dan
Kapasitor 1μF/35V. Praktikum
ini mengamati gambar osilasi dari sebuah masukan berupa gelombang sinusoidal
pada keadaan rangkaian tertutup dengan menghidupkan saklar (on) dan ketika
saklar dimatikan (off).
Berdasakan data
pengamatan dapat diamati bahwa ketika rangkaian ditutup dengan menghidupkan
saklar menghasilkan osilasi berupa getaran berupa gelombang yang memiliki
amplitude yang berubah-ubah terhadap waktu. Sedangkan ketika rangkaian
diputuskan dengan catudaya dengan mematikan saklar terjadi bentuk gelombang
sinusoidal seperti gelombang masukan biasa dan tidak terlihat adanya osilasi
getaran teredam.
Ketika percobaan kedua
saklar dmatikan merupakan percobaan yang berlainan dengan teori yang berlaku,
yang seharusnya menurut teori yang ada bahwa ketika rangkaian ditutup kapasitor
akan mengisi muatan dan mengalirkan arus menuju inductor dan resistor. Muatan
yang bergerak pada kumparan menyebabkan timbulnya medan magnet yang kemudian
diperkuat dengan ditambahkannya inti besi pada kumparan. Energi listrik dan
magnet pada inductor akan terus menerus berisolasi. Fungsi dari resistor
seharusnya yang menyebabkan total energy yang terbentuk tidak lagi konstan,
akan tetapi berkurang menjadi energi panas, dan berkurangnya energi tersebut
akan menyebabkan mustan pada kapasitor berkurang secara terus menerus, sehingga
terlihat adanya redaman pada osiloskop.
Berbeda dengan hasil
praktikum yang telah dilakukan, ketika saklar dibuka(off) terlihat pada osiloskop hanya berupa gelombang
sinusoidal yang seharusnya berupa gelombang sinusoidal yang teredam dengan
amplitudonya semakin mengecil terhadap waktu. Hal tersebut mungkin terjadi
Karena ketika saklar dalam keadaan tertutup belum terjadi pengisian maksimum
dari kapasitor sehingga ketika saat akan di alirkan kapasitor hanya terjadi
medan magnet pada inductor.
Kesalahan lain
dalam praktikum yang kemungkinan terjadi yaitu kekurang telitian dalam mengukur
dan menggunakan alat atau alat yang di gunakan sudah tidak berfungsi dengan
baik.
H.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Osilator adalah suatu rangkaian berupa gabungan dari beberapa elemen
aktif dan pasif untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk
gelombang periodik lainnya.
2.
Osilator akan menghasilkan osilasi teredam ketika saklar dalam keadaan
Off
3.
Osilasi yang dihasilkan pada saklar on amlutudonya berubah-ubah, ketika
dalam keadaan off semakin lama amplitudonya akan berubah semakin kecil
4.
Pada saat saklar off atau terbuka energi listrik di kapasitor dan energi
magnetic di induktor akan berosilasi secara terus menerus dan resistansi pada
rangkaian menyebabkan total energi tersebut tidak lagi konstan yang demikian
disebut sebagai osilasi teredam.
I.
KRITIK DAN SARAN
1.
Praktikan harus
menguasai materi praktikum.
2.
Praktikan harus
mengetahui tentang konsep dasar penggunaan IC, Resistor, Project Board, hingga
cara merangkainya.
3.
Asisten laboran harus
bersedia membimbing dan mengarahkan praktikan.
4.
Berhati-hati saat
menggunakan alat-alat praktikum, karena cukup berbahaya
DAFTAR
PUSTAKA
Chattopadhyay,
dkk. 1989. Dasar Elektronika.
Jakarta: UI Press.
Malvino,
Albert Paul, Terj. M. Barmawi. 1987. Prinsip-prinsip
elektronika, jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Anonim.
Tanpa tahun. Rangkaian Osilator. http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-di
klat/teknik/elektronika/elektronika-dasar-II-univ-negeri-jember/bab17-rangkaian-oscillator.pdf (Diakses pada tanggal 6 Januari
2016 pukul 22.00 WIB).
Dickson Kho. Tanpa tahun. Pengertian Osilator
dan Prinsip Kerjanya. http://teknikele
ktronika.com/pengertian-osilator-prinsip-kerja-oscillator/ (Diakses pada tanggal 6 Januari
2016 pukul 21.30 WIB).
TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Sebutkan
jenis-jenis osilator beserta gambarnya!
Jawab :
·
osilator LC (harmonisa)
dalam
osilator LC terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
·
Osilator
RC (Relaksasi).
a.
Astable Multivibrator
Astable Multivibrator
b. Bistable Multivibrator
c.
Monostable Multivibrator
Monostable Multivibrator
2. Jelaskan
perbedaan dari jenis-jenis osilator yang anda sebutkan diatas!
·
Osilator LC (Harmonisa)
1.
Merupakan rangkaian
resonansi seri induktor dan kapasitor
2.
Induktor dan kapasitor
akan mengalami resonansi. Akan tetapi adanya redaman akibat resistansi pada
induktor dan konduktansi pada kapasitor dan osilasi tidak terjadi dnegan
sendirinya
3.
a. Osilator Armstrong
osilator yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (kolektor) dengan kopling induksi kepada jalan masukan (basis) yang ternala. Karenanya dalam penerapan rangkaian bertransistor osilator jenis ini dikenal juga dengan nama : osilator dengan basis ternala (tuned base oscillator).
osilator yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (kolektor) dengan kopling induksi kepada jalan masukan (basis) yang ternala. Karenanya dalam penerapan rangkaian bertransistor osilator jenis ini dikenal juga dengan nama : osilator dengan basis ternala (tuned base oscillator).
b. Osilator Colpitts
osilator dengan pengumpan-balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara kapasitansi.
Pada gambar (c) tampak rangkaian osilator Cilpitts dengan transistor. Perhatikanlah bahwa C3 dan C4 membentuk pembagi tegangan bagi frekwensi yang ternala.
Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis sesungguhnya adalah sinyal dengan level yang terdapat pada C4 (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan kapasitas C3 dengan C4 menentukan faktor pengumpan-balikkan.
osilator dengan pengumpan-balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara kapasitansi.
Pada gambar (c) tampak rangkaian osilator Cilpitts dengan transistor. Perhatikanlah bahwa C3 dan C4 membentuk pembagi tegangan bagi frekwensi yang ternala.
Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis sesungguhnya adalah sinyal dengan level yang terdapat pada C4 (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan kapasitas C3 dengan C4 menentukan faktor pengumpan-balikkan.
c. Osilator Hartley
osilator yang menerapkan pengumpan balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara induktansi.
Pada gambar (e) tampak rangkaian osilator Hartley dengan transistor. Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis adalah sinyal dengan level yang berada pada gulungan antara c dan b (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan gulungan dari a ke b dengan gulungan dari b ke c menentukan faktor pengumpan-balikkan.
osilator yang menerapkan pengumpan balikkan sinyal keluaran kepada jalan masukan melalui pembagi tegangan secara induktansi.
Pada gambar (e) tampak rangkaian osilator Hartley dengan transistor. Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis adalah sinyal dengan level yang berada pada gulungan antara c dan b (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan gulungan dari a ke b dengan gulungan dari b ke c menentukan faktor pengumpan-balikkan.
d. Osilator Pierce
Osilator ini sebenarnya ekivalen dengan osilator Colpitts, hanya saja ia tidak menerapkan sirkit tala L dan C, akan tetapi menerapkan kristal kwarsa sebagai resonatornya (penentu frekwensinya).
Pada gambar (g) tampak rangkaian osilator pierce. C3 dan C4 merupakan pembagi tegangan secara kapasitansi. Basis transistor di-groundkan bagi sinyal-sinyal ac. Umpan balik dilakukan melalui jalan masuk emitor.
Osilator ini sebenarnya ekivalen dengan osilator Colpitts, hanya saja ia tidak menerapkan sirkit tala L dan C, akan tetapi menerapkan kristal kwarsa sebagai resonatornya (penentu frekwensinya).
Pada gambar (g) tampak rangkaian osilator pierce. C3 dan C4 merupakan pembagi tegangan secara kapasitansi. Basis transistor di-groundkan bagi sinyal-sinyal ac. Umpan balik dilakukan melalui jalan masuk emitor.
e. Osilator Clapp
Osilator ini adalah bentuk pengembangan dari osilator Colpitts, hanya saja sirkit tala yang menentukan frekwensi kerjanya menerapkan L dan C secara berderet (seri).
Perhatikan gambar (h) di atas.
Pada osilator Clapp ada tambahan C3 yang berderet (seri) dengan L1. L1 bersama dengan C3 menjadi sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Apabila frekwensi hendak dibuat variabel, maka C3 dibuat variabel dalam bentuk varco.
Osilator ini adalah bentuk pengembangan dari osilator Colpitts, hanya saja sirkit tala yang menentukan frekwensi kerjanya menerapkan L dan C secara berderet (seri).
Perhatikan gambar (h) di atas.
Pada osilator Clapp ada tambahan C3 yang berderet (seri) dengan L1. L1 bersama dengan C3 menjadi sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Apabila frekwensi hendak dibuat variabel, maka C3 dibuat variabel dalam bentuk varco.
f. Osilator Geseran Fasa
Osilator geseran fasa (Phase Shift Oscillator) sering diistilahkan dengan osilator R-C. Dikatakan sebagai osilator R-C karena dibangun dengan komponen-komponen R (resistor) dan C (kondensator) dan tidak menerapkan sirkit tala L dan C. Frekwensi osilator ditentukan oleh besaran-besaran R dan C di dalam sirkit umpan baliknya.
Osilator geseran fasa (Phase Shift Oscillator) sering diistilahkan dengan osilator R-C. Dikatakan sebagai osilator R-C karena dibangun dengan komponen-komponen R (resistor) dan C (kondensator) dan tidak menerapkan sirkit tala L dan C. Frekwensi osilator ditentukan oleh besaran-besaran R dan C di dalam sirkit umpan baliknya.
· Osilator RC (Relaksasi)
1.
Menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu
frekuensinya
2.
Memiliki ketelitian frekuensi yang rendah
3. Pemilihan
nilai R dan C pada rangkaian akan memperngaruhi sinyal output
4.
3. Apakah
prinsip kerja osilator seri dan paralel sama? Jelaskan!
Jawab :
Prinsip kerja dari
osilator seri dengan parallel sama, ditinjau dari osilator itu sendiri
merupakan rangkaian yang menghasilkan keluaran
gelombang sinusoidal dengan inputnya merupakan suatu sinyal yang kecil dan
diperkuat oleh komponen aktif. Sebagaian dari sinyal ini di umpan balikkan ke
input sehingga sinyal akan kontinu dan akan menghasilkan sinusoidal yang
dikehendaki. Osilator dapat bekerja dikarenakan adanya tegangan, dan sumber
tegangan ini yang digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan mengubah dari
tegangan DC ke AC.
[1] Dickson Kho. Tanpa tahun.
Pengertian Osilator dan Prinsip Kerjanya. http://teknikelektronika.com/pengertian-osilator-prinsip-kerja-oscillator/
[2] Chattopadhyay dkk. 1989. DASAR
ELEKTRONIKA. Jakarta: UI Press.
[3] Malvino, Albert Paul, Terj. M. Barmawi. 1987. Prinsip-prinsip
elektronika, jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar